Ponsel matot


Ponsel mati total (matot) dapat dikelompokkan perbaikannya dalam dua cara, yaitu hardware dan software. Dari segi hardware, ponsel matot dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
  • Ponsel terjatuh atau terkena tekanan
  • Ponsel terkena air
  • Komponen vital ponsel yang rusak, seperti IC power, CPU, memory, atau system clock
Dari segi software, ponsel matot dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
  • Terlalu sering dipakai untuk download aplikasi ponsel seperti game, ringtone, dsb
  • Terlalu cepat mengoperasikan ponsel, terutama keypad. Sehingga perintah ke CPU terlalu banyak
  • Proses flashing yang gagal.
Untuk analisis, kita gunakan sampel ponsel Nokia DCT3. Untuk mendeteksi kerusakan ponsel matot, dibutuhkan multimeter dan power supply test.

Langkah-langkah memperbaiki ponsel matot:
  1. Pengujian baterai, apakah tegangan baterai dapat menyalakan ponsek atau tidak, biasanya tegangan baterai untuk menyalakan ponsel adalah berkisar antara 3,6 – 4 V.
  2. Pengecekan korsleting, untuk mengetahui apakah terjadi korsleting pada ponsel atau tidak, lakukan pengecekan pada dengan cara mengukur pada kutub positif dan negative dengan menggunakan multitester pada pengukuran resistansi (W), pada kondisi normal, seharusnya tidak ditemukan nilai resistansi.
  3. Apabila tidak terjadi korsleting, lanjutkan pada pengujian menggunakan power supply tester. Caranya ketika tombol on/off ditekan, idealnya terdapat arus listrik sekitar 200 mA (mili-Ampere). Jika tidak menunjukkan nilai tersebut, bias jadi tombol rusak atau jalur yang beraasal dari IC Power putus.
  4. Jika kondisi normal, lakukan pengecekan software ponsel menggunakan Griffin box atau Tornado box, yaitu untuk mengecek apakah ponsel tersebut mengalami gangguan software atau tidak? Ketika ponsel dihbungkan dengan perangkat reparasi dan terdeteksi kerusakannya, maka tinggal melakukan flashingsaja sampai selesai. (Untuk pembahasan lanjut pada bahasan perbaikan software).
  5. Jika tidak terdeteksi kerusakan software, kemungkinan besar ponsel mengalami gangguan hardware, maka lakukan hal-hal berikut ini:
    1. Buka ponsel menggunakan obeng khusuh (sesuai tipe ponsel)
    2. kur tegangan pada tombol on/off. Kisaran tegangan adalah sekitar 2 V.
    3. Ketika tombol on-off diaktifkan, tegangan terukur pada kaki tombol menjadi 0 V. pada ponsel normal, kondisi seperti ini seharusnya menyala.
  6. Pada kondisi ponsel belum menyala, lakukan pengukuran menggunakan frequency counter pada komponen RF Processor. Bagian output clock yang menuju CPU sekitar 13 Mz.
  7. Apabila tidak diperoleh frekuensi output clock 13 Mhz, lanjutkan dengan pengecekan tegangan Vcc pada komponen Vxo. Jika terukur, tegangan Vcc sebesar 2,8 V. selain itu, ukur juga tegangan Vcore sebagai sumber tegangan CPU. Apabila tidak ada tegangan , dipastikan IC Power mengalami gangguan.
  8. Lanjutkan dengan pendeteksian komponen Kristal. Pada kondisi standar, akan didapatkan nilai frekuensi sekitar 32,768 KHz. Hal ini menunjukan bahwa IC Power masih bekerja dengan baik namun jika tidak ada frekuensi pada bagian Kristal, berarti kemungkinan besar IC Power rusak.
  9. Lakukan blow pada komponen terlbih dahulu menggunakan solder uap secara merata. Selagi masih panas, lakukan pengetesan kembali komponen ponsel atau coba ulaangi metode erbaikan software dengan menggunakan Griffin Box atau Tornado Box. Apabila tidak berhasil, komponen IC tersebut harus diganti.
Setelah melakukan penggantian komponen IC Power sering disebut CCONT (common control) biasanya ponsel dapat menyala. Apabila belum menyala, ulangi langkah pengukuran dan pengujian seperti langkah diatas, kemudian akhiri dengan melakukan flashing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar